Jadi ceritanya hari ini gua abis rapat infinity. Bukan rapat sih sebenernya, orang cuma gua, Andy, Bella, Arief, Dara, ya cuma ngobrol santay ngebahas kader. Apa ya? Ko jadi lupa mo nulis apa. Gua pengen bilang kalo gua kangen ngekader 2013, gua kangen dikader pas 2012 dulu, gua kangen angkatan infin gua...
Foto FB gua ganti, yang sekarang ada 3 orang tampan lagi mejeng di foto itu. Seperti halnya social media lain, saya hampir tidak pernah memasang foto Display Picture/Profile Picture/apapun itu namanya yang menghadirkan saya serta sesosok manusia dominan di samping saya. Kali pertama saya memasang foto bersama orang lain di twitter ialah pada saat foto batalyon 10 taplok sekitar 2013 lalu. Lalu setelah sekian tahun, baru saya memasang foto yang ada foto orang lainnya di FB.
Alasan saya karena tidak ingin menampilkan foto saya bersama orang lain adalah:
1. Saya tampan. Kenapa pula saya harus masang foto orang lain?
2. Saya baik. Ya, saya tidak ingin follower saya bingung karena tidak tahu muka saya yang mana.
Simpel kan?
Namun ketika fakta (tampan dan baik, RED) berbenturan dengan hati, kadang bisa berubah. Saya menghormati kedua orang yang saya jadikan profile picture di halaman FB saya. Sangat menghormati. *ya walopun kalo ketemu juga ngomongnya kampret2an* Pernah ga sih kalian merasa? Kalau kalian sudah sangat dekat dengan teman dekat (?) kalian akan secara gamblang ngomong apa adanya, blak-blakan, be yourself, dan iya kalian ga harus jaim (jaga image, RED). Coba deh, kalo kalian ketemu orang pertama kali apa yg kalian lakuin? Pasti kenalan, trus ngobrol santai aja kan? Nah kalo udah deket? Ya pasti obrolannya ada sedikit "bumbu" like jing, kampret, homo, dll. Pasti sih. Kakak tingkat gua di infin pernah bilang, "kalo kalian udah deket, kalian bisa dengan bebas ngevaluasi temen kalian yang gaya dance-nya abal. Kalo kalian belom deket, paling kalian cuma bilang, yang bagian ini kayaknya kurang deh, yang bagian itu, kurang juga.." Ga mungkin kan kalian ketemu orang baru trus ngomongnya ada "bumbu" itu? YAKALI. Mo dikata apa lo sama singa?
Balik lagi ke masalah infin, sekarang gua menjabat jadi Chief Department of Value Creation. Captain-nya adalah Isabella Roseline. Gua menjabat, tapi merasa tak dekat. Duh! Dalam islam, sebenernya mengucapkan kata "seandainya" sangat dilarang, seperti yang dilansir pada web ini. Tapi mengapa kata seandainya begitu nikmat diucapkan ya? Terlebih jika itu adalah hal yang mengandung kekecewaan, contohnya seperti: "seandainya saya dulu tidak melakukan itu, pastilah saya begini", dan seterusnya dan seterusnya. Intinya, saya belum bisa merasakan kedekatan saya dengan captain saya yang baru. Namun saya harap, seiring berjalannya waktu, proses kedekatan ini akan berlangsung dengan baik.
BTW
Sebenarnya ada 2 kasus yang ingin saya angkat dalam tulisan saya kali ini. Yang kedua ialah masalah: ketika banyak orang memuja diri lo, sebenarnya sebanyak itu pula orang-orang membenci lo. Mungkin tak terlihat secara kasat mata, ada yang kelihatan fansnya lebih banyak daripada hatersnya, tapi ada juga yang hatersnya justru lebih banyak daripada fansnya. Namun percayalah. Kedua kubu tersebut seimbang. Memang secara kasat mata lu ga akan ngeliat itu, tapi ketika ada momen, pastilah suatu saat akan terkuak. Misalnya saja, seorang haters, memang tidak menyukai Anda, namun karena terlalu banyak fans yang membela Anda, apakah haters tersebut berani menampakkan taringnya? Tentu tidak! Seperti singa yang mengincar rusa, singa harus menunggu untuk mencari waktu si rusa lengah. Kehidupan itu seperti alam liar. Bila kita lengah, kita mati. Bila kita terlalu was-was, kita mati. Seujung stres yang tak nampak, begitu menyakitkan pada akhirnya.
Tuhan Yang Maha Bijak memang sudah mengatur semuanya. Keseimbangan terjadi setiap saat, begitu ada keteraturan, dengan seiring pula terjadi ketidak-teraturan. Order and Chaos. Pergerakan elektron yang mengitari inti atom sudah diatur untuk selalu berputar mengelilinginya. Keteraturan ini, tidakkan kau lihat ketidak-teraturannya? Memang benar elektron mengelilingi inti atom, namun apakah elektron ini berada pada orbit yang sama? Apakah tidak ada pergeseran antara 1 revolusi antar revolusi lain? Tidak kah kau lihat? Partikel terkecil *yang secara umum diketahui pelajar di Indonesia* pun memiliki Order and Chaos-nya sendiri. Bagaimana dengan manusia?
Saya bersyukur menjadi mahasiswa yang digaung-gaungkan sebagai salah satu mahasiswa terbaik bangsa. Saya melihat bahwa banyak sekali, *lebih dari banyak* orang yang sangat menyukai universitas yang saya tapaki sekarang. Namun, yang saya TIDAK lihat adalah ternyata ada banyak juga orang yang tidak menyukai universitas ini. Ini terlihat dari komentar mengenai tulisan sikap KM-ITB terhadap presiden Joko Widodo yang ditulis pada web berikut. Banyak orang, banyak pandangan. Bisa sejalan, bisa berlawanan. Salah satu komentar paling hits yang beredar ialah postingan Erwinthon P. Napitupulu yang bisa dilihat di sini. Sepertinya komentar-komentar tersebut akan selalu update hingga 2 hari kedepan. Saya disini melihat bahwa Pak Erwin merupakan bagian paling kontra yang menentang sikap KM, namun tidak sedikit orang yang pro terhadap sikap KM-ITB ini.
Lalu, sikap apa sebenarnya yang saya ambil sekarang? Saya memilih untuk diam. Menunggu waktu yang tepat untuk memberikan tanggapan. Walaupun sebenarnya saya teringat perkataan presiden rupawan kami, Nyoman Anjani. "Bila kalian bukan bagian dari solusi, maka dengan sendirinya kalian adalah bagian dari masalah itu sendiri". Maafkan saya kak, saya belum bisa mengambil sikap dan saya lapar.
-Ditulis ketika sampai kosan dan mager untuk keluar kosan untuk mencari makan.
Part 1
Foto FB gua ganti, yang sekarang ada 3 orang tampan lagi mejeng di foto itu. Seperti halnya social media lain, saya hampir tidak pernah memasang foto Display Picture/Profile Picture/apapun itu namanya yang menghadirkan saya serta sesosok manusia dominan di samping saya. Kali pertama saya memasang foto bersama orang lain di twitter ialah pada saat foto batalyon 10 taplok sekitar 2013 lalu. Lalu setelah sekian tahun, baru saya memasang foto yang ada foto orang lainnya di FB.
Alasan saya karena tidak ingin menampilkan foto saya bersama orang lain adalah:
1. Saya tampan. Kenapa pula saya harus masang foto orang lain?
2. Saya baik. Ya, saya tidak ingin follower saya bingung karena tidak tahu muka saya yang mana.
Simpel kan?
Namun ketika fakta (tampan dan baik, RED) berbenturan dengan hati, kadang bisa berubah. Saya menghormati kedua orang yang saya jadikan profile picture di halaman FB saya. Sangat menghormati. *ya walopun kalo ketemu juga ngomongnya kampret2an* Pernah ga sih kalian merasa? Kalau kalian sudah sangat dekat dengan teman dekat (?) kalian akan secara gamblang ngomong apa adanya, blak-blakan, be yourself, dan iya kalian ga harus jaim (jaga image, RED). Coba deh, kalo kalian ketemu orang pertama kali apa yg kalian lakuin? Pasti kenalan, trus ngobrol santai aja kan? Nah kalo udah deket? Ya pasti obrolannya ada sedikit "bumbu" like jing, kampret, homo, dll. Pasti sih. Kakak tingkat gua di infin pernah bilang, "kalo kalian udah deket, kalian bisa dengan bebas ngevaluasi temen kalian yang gaya dance-nya abal. Kalo kalian belom deket, paling kalian cuma bilang, yang bagian ini kayaknya kurang deh, yang bagian itu, kurang juga.." Ga mungkin kan kalian ketemu orang baru trus ngomongnya ada "bumbu" itu? YAKALI. Mo dikata apa lo sama singa?
Balik lagi ke masalah infin, sekarang gua menjabat jadi Chief Department of Value Creation. Captain-nya adalah Isabella Roseline. Gua menjabat, tapi merasa tak dekat. Duh! Dalam islam, sebenernya mengucapkan kata "seandainya" sangat dilarang, seperti yang dilansir pada web ini. Tapi mengapa kata seandainya begitu nikmat diucapkan ya? Terlebih jika itu adalah hal yang mengandung kekecewaan, contohnya seperti: "seandainya saya dulu tidak melakukan itu, pastilah saya begini", dan seterusnya dan seterusnya. Intinya, saya belum bisa merasakan kedekatan saya dengan captain saya yang baru. Namun saya harap, seiring berjalannya waktu, proses kedekatan ini akan berlangsung dengan baik.
"Biarlah kalian tak tahu, biarkan semua orang bungkam tak bersua.
Berilah kesempatan bagi burung tuk bernyanyi, angin tuk berbisik,
berkata kepada kalian: aku lala padamu."
BTW
Sebenarnya ada 2 kasus yang ingin saya angkat dalam tulisan saya kali ini. Yang kedua ialah masalah: ketika banyak orang memuja diri lo, sebenarnya sebanyak itu pula orang-orang membenci lo. Mungkin tak terlihat secara kasat mata, ada yang kelihatan fansnya lebih banyak daripada hatersnya, tapi ada juga yang hatersnya justru lebih banyak daripada fansnya. Namun percayalah. Kedua kubu tersebut seimbang. Memang secara kasat mata lu ga akan ngeliat itu, tapi ketika ada momen, pastilah suatu saat akan terkuak. Misalnya saja, seorang haters, memang tidak menyukai Anda, namun karena terlalu banyak fans yang membela Anda, apakah haters tersebut berani menampakkan taringnya? Tentu tidak! Seperti singa yang mengincar rusa, singa harus menunggu untuk mencari waktu si rusa lengah. Kehidupan itu seperti alam liar. Bila kita lengah, kita mati. Bila kita terlalu was-was, kita mati. Seujung stres yang tak nampak, begitu menyakitkan pada akhirnya.
Tuhan Yang Maha Bijak memang sudah mengatur semuanya. Keseimbangan terjadi setiap saat, begitu ada keteraturan, dengan seiring pula terjadi ketidak-teraturan. Order and Chaos. Pergerakan elektron yang mengitari inti atom sudah diatur untuk selalu berputar mengelilinginya. Keteraturan ini, tidakkan kau lihat ketidak-teraturannya? Memang benar elektron mengelilingi inti atom, namun apakah elektron ini berada pada orbit yang sama? Apakah tidak ada pergeseran antara 1 revolusi antar revolusi lain? Tidak kah kau lihat? Partikel terkecil *yang secara umum diketahui pelajar di Indonesia* pun memiliki Order and Chaos-nya sendiri. Bagaimana dengan manusia?
Saya bersyukur menjadi mahasiswa yang digaung-gaungkan sebagai salah satu mahasiswa terbaik bangsa. Saya melihat bahwa banyak sekali, *lebih dari banyak* orang yang sangat menyukai universitas yang saya tapaki sekarang. Namun, yang saya TIDAK lihat adalah ternyata ada banyak juga orang yang tidak menyukai universitas ini. Ini terlihat dari komentar mengenai tulisan sikap KM-ITB terhadap presiden Joko Widodo yang ditulis pada web berikut. Banyak orang, banyak pandangan. Bisa sejalan, bisa berlawanan. Salah satu komentar paling hits yang beredar ialah postingan Erwinthon P. Napitupulu yang bisa dilihat di sini. Sepertinya komentar-komentar tersebut akan selalu update hingga 2 hari kedepan. Saya disini melihat bahwa Pak Erwin merupakan bagian paling kontra yang menentang sikap KM, namun tidak sedikit orang yang pro terhadap sikap KM-ITB ini.
Lalu, sikap apa sebenarnya yang saya ambil sekarang? Saya memilih untuk diam. Menunggu waktu yang tepat untuk memberikan tanggapan. Walaupun sebenarnya saya teringat perkataan presiden rupawan kami, Nyoman Anjani. "Bila kalian bukan bagian dari solusi, maka dengan sendirinya kalian adalah bagian dari masalah itu sendiri". Maafkan saya kak, saya belum bisa mengambil sikap dan saya lapar.
-Ditulis ketika sampai kosan dan mager untuk keluar kosan untuk mencari makan.
Part 1
No comments:
Post a Comment