Datang dan Pergi

Sesuai judulnya, gua jadi pengen nyanyi lagu letto yang:
Kau datang dan pergi oh begitu saja, semua kuterima apa adanya. Mata terpejam dan hati menggumam di ruang rindu kita bertemu.

Kamu tau hal yang paling menyebalkan saat pertama kali bertemu? Bukan. Bukan proses salaman serta menyebutkan nama, untuk pertama2 ragu terlebih dahulu apakah perlu menyapa duluan atau tidak. Melainkan bertemu untuk melihat terakhir kalinya.

Gua bukan tipe orang yang membenci perkenalan, melainkan gua adalah tipe orang yang membenci perpisahan. Ya. Perpisahan.

I think it's  a quite random but gua pengen melampiaskan kekesalan gua aja. Jadi gini, gua besok jam 6 sore waktu Jepang, bakal balik ke Indo. Bakal memulai lagi kehidupan normal gua di Indo. Namun bukan ini yg membuat gua kesel.

Gua ke Jepang ikut jasa dari tour g*travindo - disensor, soalnya ntar dikira promosi, padahal mah apaan. Jangan pake dia deh mending. - Baru nyampe Jepang tanggal 5 September jam 16.00 waktu Jepang. Dijemput sama orang travelnya.

Skip

Pada perjalanannya gua ketemu sama orang2 asik dari berbagai kalangan, sebut saja kiki (ni orang dah ngechat duluan bahkan sebelum di Jepang), tommy (sama kek kiki, dah sering ngechat pas awal2), emi shi (jir namanya kek Jepang bet ga si? Padahal mah aslinya orang Bali), hafidz (belanjaannya banyak, eh barang titipin semua. Pun dia adalah orang yg sangat baik, minjemin routernya ke orang2), angga (yang demen sama milf2 hong kong, pagi2 pergi kirain bakal dijual sama milf itu. Untung aja kaga jadi. Bisa panik si g*travindo), aning&syifa (malem2 jalan ke roppongi sih pengalaman yg the best, jalan kaki masalahnya dari harajuku).

Semua orang yg gua sebutin di atas sana punya pengalaman yg menurut gua asik, tapi yg paling berkesan adalah pengalaman hari terakhir, yaitu di tengah turunnya hujan, kami menempuh perjalanan cukup jauh dari akihabara ke daerah shinjuku hanya untuk menikmati secangkir kopi di cafe kitsune - kalo ini bole de dipromosiin, walaupun pelayanannya kurang ramah -

Ntar gua rotate, di hape ga ngerti caranya

Di sana kami banyak menghabiskan waktu untuk bersenda gurau. Bahkan banyak pengalaman2 unik yang diceritakan oleh masing2 individu. Di situ gua merasa seperti punya keluarga baru, yang sudah lama gua rindukan di lingkungan kampus.

Setengah delapan malam kami bergerak menuju harajuku, hujan yang tadinya reda mulai mengguyur dengan enggan sedikit demi sedikit. Tidak hanya di perjalanan, namun juga ketika sudah sampai tujuan, kami tetap saja bercerita tentang diri masing2 di tengah rerintik hujan. Sampai suatu ketika kami berpencar menjadi tiga kelompok untuk mencari keperluan masing2 di harajuku.

Pertemuan terakhir itu menurutku sangat mengesankan. Sampai2 aku tidak mau ketika diajak untuk pergi ke Jepang lagi bersama kalian. Karena aku tidak mau terjebak dalam hasrat untuk mengulangi momen yang sama. Momen tersebut hanya sekali dan tak bisa diulangi lagi, bahkan ketika kita (mungkin) akan pergi ke Jepang lagi.

Jadi, aku ingin mengunci rapat2 momen tersebut, menyimpannya sebagai kotak memori selayaknya aku menyimpan momen di Bali bersama teman SMA (andytra, hana, prika) di jalan legian. Dan... Move on.

Aku harap, dengan aku bercerita seperti ini, beban di hatiku akan berkurang setengah dan aku bisa menyimpan kotak memori tersebut dengan lebih mudah.

Terima kasih kawan, semoga momen singkat kita akan kalian kenang selalu.

P.S. Do you agree with quote "keep the best for the last" ? For me, yeah, I absolutely agree.

-----------------------------------

Jika kamu ingin berjalan cepat, maka berjalanlah sendiri. Namun jika kamu ingin berjalan jauh, maka berjalanlah bersama-sama