Di perjalanan kereta dari pasar senen-cimahi, gua membaca komik Shingeki no Kyojin chapter 103-104. Menurut gua keren, Hajime selalu bisa bikin plot2 yang ga bisa gua tebak. Tapi bukan itu yang pengen gua ceritain disini.
Kalo kalian pernah denger, kisah manusia pun ditulis di sebuah buku, namanya buku Lauh Mahfuz. Penulisan buku tersebut dah kelar. Jauh sebelum manusia diciptakan, karena apa? Ya karena Sang Pencipta harus buat sebuah cerita, yg seru. Dan kalo kalian pernah denger juga, "Allah tidak akan mengubah suatu kaum, sebelum kaum itu merubah nasibnya sendiri".
Oke. Gimana? Contradicting isn't it? Ibarat komik nih ye, komiknye dah kelar dibuat dan ga bakal disentuh2 lagi, karena tintanya dah abis. Cuma cukup buat selesein di satu skenario itu aja, ga bisa diapus. Nah, gimana ceritanya si tokoh dalam komik, ngerubah nasibnya coba? LOL. Kocak kan?
Gua pun jadi berpikir, di komik selalu ada tokoh protagonis sama antagonis. Nah sekarang, di kehidupan yg entah nyata atau tidak ini, lu di sisi mana? Di sisi antagonis kah? Yg dibenci sama orang dan dah ketahuan lu bakal end up mati mengenaskan atau lu di sisi sebaliknya. Sebagai tokoh protagonis yang baik, dicintai oleh orang banyak dan kostumnya banyak dipake sama cosplayer.
Kadang, kita ngeliat scene dalam film/komik, si tokoh ini begitu gobloknya. Misal, penjahat dah di depan mata nih, dah tengkurep tak berdaya, si jagoan ga langsung nembak, tapi malah bacot2in si penjahat. Akhirnya dengan cara apa, si penjahat berhasil kabur (lagi). Ya, itu "cuma" adegan dalam film/komik, tapi jangan lupa, kita pun adegan dalam sebuah buku besar loh. Ada penonton di luar sana yang tertawa/kesel/geregetan melihat kebegoan kita akan suatu hal yang tak nampak bagi kita. Karena kita sebagai orang pertama, sedangkan para pembaca merupakan pihak ketiga.
Jadi, gua tanya sekali lagi. Gimana?
No comments:
Post a Comment