An engineer (soon to be), a dancer, a food enthusiast, an amateur food photographer, a traveller, a lover.

Wednesday, May 31, 2017

The Perfect Good Bye

"Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi" - Pidi Baiq
Foto itu gua ambil pas lagi jalan2 di alun-alun Bandung, weekend, jam 10 malem kalo ga salah. Sekilas tentang Pidi Baiq, dia lulusan FSRD ITB, pemilik rumah makan illuminasi, dan penulis novel Dilan yang terkenal itu. Kalo balik lagi ke topik, gua setuju dengan Pidi Baiq, "Bandung bukan cuma masalah geografis".

Foto depan pintu SB2 Sabuga


Sekarang dah bulan Mei, mau masuk ke bulan Juni, ini artinya gua dah wisuda 2 bulan yang lalu. Selama 2 bulan itu pun, gua masih sering main-main ke Bandung. Bukan karena ada alasan khusus seperti ada magang atau kuliah atau apapun, namun cukup karena gua belum mampu untuk melepaskan Bandung.

Foto 1

Bener kata temen2 yang sudah lebih dulu merasakan wisuda. Saat wisuda kemarin, gua bener2 ngerasa kalo "today is mine" banget. Semua orang *lebay* ngasih hadiah, foto bareng, atau at least ngasih ucapan, "selamat". Jadi emang ga salah kalo orang2 bilang "today is yours" bagi mereka-mereka yang diwisuda.

Foto 2


Masa-masa gua masih menjadi mahasiswa merupakan masa yang (paling) bahagia. Ya walaupun tidak semua kenangan berakhir baik, namun gua cukup senang dengan pengalaman dan hal-hal bodoh yang telah gua jalani. Gua sangat tidak menyesal untuk kuliah di Bandung, terkhusus di ITB. Di Bandung, gua merasakan suasana yang berbeda dengan di Jakarta. Di Jakarta, cuacanya sering banget panas, beda sama di Bandung, walaupun terik, tapi tetep aja suasanya ga segersang di Jakarta. Bandung sama Jakarta punya kesamaan pada dasarnya, sama-sama macet. Bedanya ialah kalau di Jakarta, macetnya saat hari kerja dan agak sedikit longgar saat weekend. Di Bandung, gua jarang menemukan macet, kecuali saat weekend dan libur panjang.

Foto 3


Itu baru satu kisah dari mengapa gua sangat susah melepaskan Bandung. Kisah lainnya ialah teman-temannya. Di sini gua bisa dibilang mendapat teman yang (cukup) baik *ehe*. Di MRI misalnya, pada saat terakhir, gua bisa mendapatkan pengalaman untuk mendekatkan diri kepada lutfi dan kevin karena ikut lomba dari univ Gadjah Mada. Selain itu, di INFINITY, walaupun teman-teman gua yang seangkatan dah pada kabur dari Bandung. Ada temen-temen gua dari angkatan bawah yang bisa gua ajak main. Terakhir, temen-temen SMA pejuang April yang ternyata sampe sekarang masih belum bisa lulus juga, aris&grace. Ni 2 orang yang selalu gua telpon pas gua di Bandung buat diajak makan. Males banget ga sih kalo niat lu ke Bandung adalah main, eh malah ga ada temen ngobrol. Makanya gua sering banget ngajak mereka makan.
Foto 4



Namun, apalah arti dari suatu permulaan apabila tidak ada akhir. Pelari maraton tidak akan mencapai garis finish, pemain bola tidak akan mendengar bunyi peluit, pun perjalanan ini. Perjumpaan akan bertemu dengan perpisahan. Itulah yang membuat perjumpaan bermakna. Lu tau bahwa suatu hal itu penting ketika hal itu akan kandas, maka dari itu, lu mengisi hari-hari lu dengan menyenangkan.

Hari ini, tanggal 31 Mei 2017. Gua secara resmi dah ga tinggal di Bandung lagi, kosan gua yang selama 4 tahun gua tinggali, gua serahkan kembali kepada pemiliknya. Banyak kenangan yang telah terjadi, namun gua yakin banyak juga kenangan yang sedang menanti.

Yuhu!

No comments:

Post a Comment

About Me

Seoramg penikmat anime yang kadang menulis hal-hal yang terdapat dalam pikiran.

Contact us

Name

Email *

Message *