An engineer (soon to be), a dancer, a food enthusiast, an amateur food photographer, a traveller, a lover.

Tuesday, July 7, 2015

Suatu kata yang sangat gampang diucapkan namun sangat sulit untuk dipraktekkan. Terlebih apabila hal tersebut bukan merupakan suatu kegiatan yang kita duga sebelumnya. Contohnya seperti ini, kamu memiliki handphone yang baru saja kamu beli kemarin siang, lalu saat kamu pergi makan, kamu lupa membawa kembali HP kamu yang ada di meja makan tersebut. Sorenya, kamu kembali lagi ke tempat makan itu untuk mendapati bahwa HP baru kamu sudah sirna. Kemudian teman kamu yang menemani kamu ke tempat makan tersebut berkata, "udah ikhlasin aja sob, ntar pasti diganti jadi yang lebih baik ko".

Mengesalkan kan?

Thursday, July 2, 2015

Pada tulisan kali ini aku mungkin akan menulisnya dalam bahasa Indonesia saja. Hal ini dikarenakan aku ingin bebas berekspresi. Namun mungkin memang traffic blog pasti akan sedikit, karena pada tulisan kali ini aku ingin membahas LGBT (Lesbian-Gay-Bisexual-Transgender) yang menurutku para pembacanya adalah orang luar. Ah yasudah..

21 Juni sudah lama berlalu memang. Amerika serikat sudah melegalkan pernikahan sesama jenis sejak seminggu lebih yang lalu. Hanya Amerika. Namun, seperti yang sudah kita ketahui, Negara tersebut mempunyai pengaruh yang kuat bagi negara-negara lain. Banyak komentar-komentar entah itu positif maupun negatif dari masyarakat di seluruh belahan dunia. Indonesia pun tidak luput dari efek LGBT ini.

Sejujurnya aku tak habis pikir, bagaimana mungkin bangsa Indonesia ini yang katanya mayoritas masyarakatnya umat muslim ada saja yang mendukung gerakan LGBT. Aku tak tahu apakah aku yang memang "kampungan" atau mereka yang terlalu liberal. Sejujurnya, aku pun bukan orang yang sangat agamis (atau bisa juga disebut sebagai orang alim), tapi yang aku tahu bahwa aku masih memegang pendirianku tentang Islam.

Aku bingung, banyak teman2ku yang menolak tentang gerakan LGBT, namun tidak sedikit pula yang setuju dengan gerakan ini. Namun yang paling parah ialah bukan keduanya, melainkan memilih diam. Entahlah. Itu hanya menurutku mengategorikan "diam" sebagai kategori terparah. Aku mengategorikan "diam" adalah yang terparah karena kupikir mereka yang "diam" tidak mempunyai dasar apapun, berbeda dengan mereka-mereka yang memilih antara pro dan kontra. Mereka mempunyai dasar masing-masing.

Kembali ke tujuan awal aku membuat tulisan ini, aku hanya ingin mengingatkan kepada teman-teman semua, ingatlah tujuan hidup kalian. Apa yang menjadi pegangan kalian selama kalian hidup? Bagi saudara-saudaraku di sana, aku hanya ingin mengatakan bahwa mulailah kalian pilih mana yang jelas-jelas benar dan jelas-jelas salah. Jangan mengabu-abukan yang sebenarnya sudah terlihat hitam. Aku takut kalau hal ini dibiarkan berlanjut, maka kalian akan berpikir kalau makan babi itu halal. Ketahuilah, orang-orang di luar sana, (yang membantu kalian dengan polosnya mengganti DP kalian dengan latar pelangi) sedikit demi sedikit telah merusak moral kalian. Untuk menghancurkan Islam, pada zaman ini tidak perlu agresi militer. Yang perlu dilakukan adalah mengikis keyakinan kalian terhadap Islam secara perlahan.

Salam,
Orang yang peduli terhadap pikiran-pikiran teman-temanku.

P.S.
Kalau-kalau kalian tidak mengetahui: buka

About Me

Seoramg penikmat anime yang kadang menulis hal-hal yang terdapat dalam pikiran.

Contact us

Name

Email *

Message *