An engineer (soon to be), a dancer, a food enthusiast, an amateur food photographer, a traveller, a lover.

Friday, April 25, 2014

Friday, April 18, 2014

Spanduk yang terpasang di pertigaan Jalan Ir. H. Juanda dan Jalan Ganesha, seberang RS Santo Boromeus pada pukul 08.00

ITB, Bandung - Joko Widodo (Jokowi), Gubernur DKI Jakarta sekaligus calon presiden yang diusung salah satu partai politik, direncanakan hadir pada hari ini, Kamis,17 April 2014 di ITB. Kehadiran Jokowi adalah untuk menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan ITB mengenai kerja sama kedua belah pihak dalam masalah Tata Kota dan Pariwisata di Jakarta. Pernandatanganan MoU ini kemudian dilanjutkan dengan Studium Generale di Aula Timur ITB. Datangnya Jokowi ke kampus ITB di hari ke-83 sebelum Pemilihan Umum Presiden RI mengundang penolakan dari mahasiswa ITB.

Menurut Direktur Hubungan Masyarakat dan Alumni, Dr.Marlia Singgih, diundangnya Jokowi dalam Studium Generale kali ini sudah sejak lama direncanakan. Undangan mengenai penandatanganan MoU sudah diberikan sejak bulan November 2013. Bahkan Studium Generale pada awalnya akan dilangsukan pada tanggal 12 Maret 2014. Akan tetapi, saat itu pihak Jokowi secara mendadak membatalkan agenda tersebut. Baru di bulan April ini, setelah diumumkan sebagai salah satu calon presiden yang akan berlaga dalam Pilpres, Jokowi memberikan konfirmasi kepada pihak ITB untuk bisa menandatangani perjanjian kerja sama.

Mohammad Jeffry Giranza selaku Ketua Kabinet KM-ITB terpilih menyatakan keheranannya atas kedatangan Jokowi kali ini. Selain karena Jokowi hadir di masa yang mendekati kampanye calon presiden, materi Studium Generale kali ini juga tidak terpublikasikan dengan baik. Jika berjalan sesuai rencana, seharusnya Jokowi akan berbicara dalam kapasitas sebagai Gubernur DKI Jakarta terkait MoU yang telah ditandatangani. "Seharusnya jika hanya penandatanganan MoU, Studium Generale bisa saja tidak dilaksanakan," ujar Jeffry

Terkait kedatangan Jokowi kali ini, Kabinet KM ITB mengeluarkan tiga sikap:
  1. Menolak segala atribut kampanye masuk ke Kampus ITB masuk ke Institut Teknologi Bandung dikarenakan hal ini berpotensi mempolitisasi Lembaga Pendidikan ITB. Selain itu, hal ini juga melanggar Aturan KPU mengenai larangan pemasangan atribut kampanye di beberapa tempat khusus
  2. Menolak segala bentuk politisasi terhadap lembaga pendidikan Institut Teknologi Bandung dan segala entitas di dalamnya
  3. KM ITB menyatakan tidak berpihak kepada pihak/calon presiden manapun untuk Pemilu RI 2014
 Kabinet KM ITB juga mengajak seluruh massa kampus untuk berpartisipasi menjaga kampus dari segala atribut kampanye dengan mendokumentasikannya dan melaporkan ke akun twitter @KM_ITB. (AA)

Publikasi terkait Studium Generale


sumber

TAMBAHAN!!

Salam Ganesha!
15 April 2014, Studium Generale (SG) mengundang Gubernur DKI Jakarta, Bapak Joko Widodo (Jokowi) diumumkan, dan SG tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 17 April 2014. Mendengar berita ini, kabinet KM-ITB memutuskan bahwa KM-ITB harus bersikap. Pertanyaannya, mengapa KM-ITB perlu melakukan penyikapan?
  1. Jokowi telah mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden RI 2014.
  2. Pengumuman mengenai Studium Generale, tidak dilakukan seperti biasanya. Setiap pengumuman kuliah SG, selalu diumumkan siapa pengisi SG dan apa topiknya. Kali ini, SG hanya diberitahukan bahwa akan diisi oleh Gubernur DKI Jakarta, tanpa diberi tahu apa temanya.
  3. Kehadiran Jokowi di ITB adalah inisiatif dari Jokowi. ITB telah mengundang pihak Pemprov DKI Jakarta sejak November 2013, namun Pemprov DKI terus tidak menyanggupi. Tiba-tiba, atas perintah Gubernur DKI Jakarta, di bulan April ini, diadakan kunjungan ke ITB.
  4. Kunjungan yang dimaksud adalah penandatanganan MoU mengenai kerjasama ITB dan Pemprov DKI Jakarta.
  5. Penandatanganan MoU, bisa dilakukan tanpa harus mengadakan Studium Generale.
Saat ini kondisinya, kita sama-sama mengetahui, bahwa Jokowi telah mendeklarasikan dirinya sebagai salah satu Calon Presiden RI. Dengan beberapa sebab yang telah dijelaskan diatas, kita bisa melihat adanya sebuah kejanggalan perihal kedatangan beliau di kampus ini. Ketika pilihan sikap kita adalah diam, maka ITB akan diberitakan oleh media bahwa “ITB menyambut hangat kehadiran Jokowi”, seperti apa yang terjadi kepada rekan kami sesama mahasiswa di tempat lain.
Kampus Netral adalah Harga Mati.
Kampus ini, tidak boleh dipolitisasi.
Oleh karena itu, sekali lagi kami tegaskan bahwa tujuan aksi kami kemarin adalah;
KM-ITB menolak segala bentuk politisasi kampus ini, dan KM-ITB menyatakan tidak mendukung calon presiden manapun dalam Pemilu RI 2014.
Mengenai Keberjalanan Aksi 17 April 2014
Aksi yang kami lakukan, telah mendapatkan izin dari Kongres KM-ITB. Adapun mengenai kesepakatan mengenai aksi yang diajukan adalah sebagai berikut;
Atribut aksi yang telah disepakati adalah sebagai berikut;
    • Spanduk yang berisi: “Kampus Netral Harga Mati” dan “Tolak Politisasi Kampus”
    • Karangan bunga “Turut berduka cita atas dipolitisasinya Kampus ITB”
    • Plan aksi yang telah disepakati adalah sebagai berikut:
Pasukan aksi dibagi menjadi tiga pasukan; Pasukan longmarch yang dikomandoi oleh Koplo FI ’11 (titik mulai di sekre unit Majalah Ganesha), korlap aksi di gerbang depan yang dikomandoi oleh Adhy FI ’11 (titik mulai setelah massa sampai ke gerbang depan), dan pasukan ‘dalam’ SG yang dikomandoi oleh Jeffry Giranza GL ’10). Jendral lapangan yang membawahi ketiga pasukan tersebut adalah Okie Fauzi Rahman FT’11.
Teklap yang disepakati adalah;
  • Akan ada longmarch dari sunken sampai Kubus
  • Massa yang akan dibawa aksi hanyalah sebanyak 40 orang
  • Barikade yang akan dibuat adalah barikade untuk melindungi agar aksi teatrikal dan orasi tidak berujung chaos
  • Barikade yang dibuat adalah barikade buka-tutup, bukan untuk memblokade jalan
  • Adalah benar ada rencana untuk menyapa mobil Pak Jokowi sebelum ketika memasuki gerbang depan, untuk menyatakan bahwa kampus ini netral dan menolak politisasi
Realisasi yang miss di Lapangan
  1. Ada oknum yang tidak bertanggung jawab (belum diketahui sampai hari ini siapa oknum tersebut) yang memasang spanduk di Taman Sari mengenai “Tolak Capres Ingkar Janji”. Spanduk tersebut dipasang hanya sebentar, dan kami mengetahuinya dari pemberitaan yang tersebar di media massa dari foto tersebut. Kami menegaskan bahwa spanduk tersebut bukan bagian dari aksi kami, karena maksud kami adalah menyatakan bahwa kampus ini netral, bukan untuk menyudutkan Pak Jokowi.
  2. Masa aksi yang hadir melebihi target (40 orang), hal ini menyebabkan lapangan menjadi sangat dinamis dan sangat mempengaruhi psikologi massa, baik yang mengikuti aksi dan menyaksikan aksi.
  3. Adanya miss di lapangan saat penahanan mobil asisten Jokowi dengan barikade tutup saat mobil tersebut melewati gerbang depan ITB. Plan awal adalah 40 massa dengan barikade tutup buka dan hanya sekedar menyapa  Pak Jokowi. Namun akibat bertambahnya jumlah massa yang signifikan, dan tidak ada plan B untuk mengatur pertambahan massa yang signifikan, hal ini menyebabkan kesulitan pengendalian massa di lapangan, efeknya adalah massa memanas dan seakan menahan mobil masuk dengan barikade.
Ketika aksi, dan saat semua tangan kita menjadi satu badan, satu barikade, maka setiap gerakan dan emosi yang ada dari salah satu badan akan sangat mudah merambat kepada massa aksi yang lainnya. Saat itu, saat terjadi adegan penahanan mobil asisten Jokowi, massa yang ikut dalam barikade tanpa maksud khusus terbawa untuk ikut menahan mobil asisten Jokowi, saat itu Satpam yang sedang bertugas pun memiliki kewajiban untuk melindungi mobil tamu dan memastikan keamanannya.
Adanya pengaruh emosional tersebut dan kurangnya pengendalian lapangan terhadap massa yang besar, menyebabkan sempat terjadi dorong-mendorong antara mahasiswa dan pihak keamanan ITB. Disini, kami menyatakan meminta maaf atas kejadian yang tidak diprediksi tersebut, terutama kepada pihak keamanan yang merasakan langsung kejadian tersebut.
Disini, kami ingin menegaskan sekaligus meminta maaf kepada seluruh pihak yang merasa terganggu atas pemberitaan mengenai kejadian tersebut, dan terutama kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut. Kami meminta maaf atas kegagalan kami dalam menajemen aksi, terutama dalam ranah teknis yang menjadi banyak sorotan hari ini. Kegagalan atas pengendalian aksi kemarin menjadi lesson learned tersendiri untuk kita semua, khususnya kami, pihak yang menyelenggarakan aksi.
Namun sekali lagi kami menegaskan bahwa aksi tertanggal 17 April 2014 ini, menegaskan bahwa KM-ITB menolak politisasi Lembaga Pendidikan ITB, dan kami, mahasiswa ITB bersikap netral tidak mendukung calon presiden manapun dalam Pemilu Presiden RI 2014.

Bandung, 18 April 2014
Mohammad Jeffry Giranza
Ketua Kabinet KM-ITB 2014/2015
Mewakili massa aksi KM-ITB

Wednesday, April 16, 2014

Jadi Intan Salamina setelah gua pertemukan dengan wesite ini benar-benar membuat thread disini, sangat baik. Good luck!

 
Mungkin ada yang mau memberikan bantuan?


Saturday, April 12, 2014

Jadi hari ini hari pertama kali (dan mungkin terakhir) jadi koorlap buat wisuda. Gila. Super gila. Rasanya sangat capek. Mondar-mandir depan-belakang barisan, ngumpulin wisudawan di sabuga (yang susahnya naudzubillahi min dzalik), ngeliatin wisudawan ada yang ketinggalan apa ga di belakang barisan, dll. Kacau! Tapi untung aja hari ini ga ujan, dan semua kelelahan itu terbayar sudah. Wisuda kali ini bisa dikatakan sukses. Hell yeah!

Wednesday, April 2, 2014

Jadi pas tanggal segitu, itu merupakan tanggal-tanggal yang gua rasa, gua bisa bangga dengan tanggal itu. Kenapa? Soalnya pas di tanggal itu gua beraktivitas di tiga himpunan/perkumpulan/organisasi yang berbeda, yaitu: Infinity, MTI, dan UBG

Wow!

Jadi tanggal 29 Maret, jam 15.00-19.00 pergi nonton divergent sekalian karaokean bareng anak-anak infinity

Jam 19.00-22.00 Gua danusan di braga, alhamdulillah waktu itu nontonnya di braga city walk, jadi ga perlu keluar ongkos pas mo danusan. Dari danusan bunga dapetnya ga seberapa, mungkin gara-gara ujan juga kali ya? Orang jadi males buat keluar rumah. Untungnya sih masih balik modal.

Jam 22.00-23.15 balik ke kosan, lupa mandi apa ga. Yang jelas makan, solat isya lalu siap-siap buat perjalanan ke lembang.

23.15-00.00 nyampe lembang! Untung udah minjem motornya eki (terima kasih ekiii!! :D) untungnya juga, kemaren dah ninjau lokasi bareng kiko, rafif, adit, merdy naik mobil jadi bisa berangkat sendiri dan untungnya juga, ujannya cuma rintik-rintik, jadi pake cuma pake ponco akhirnya ga basah kuyup.

Tanggal 30 Maret jam 00.00-01.00 persiapan buat pos-pos UBG, disini gua liat canna agatha si anak infinity itu. Sial! Keknya dia ga kenal gua deh, sombong pisaaaaaaaaaaannnnnnnnn... (ga nyapa gua). Oke lanjut, di pelantikan UBG ini, gua ga ada kerjaan sebenernya, tapi pas gua liat rundown acara yang entah dibuat oleh siapa, sebenernya nama gua masuk buat yang jaga pos sore, pos itu pos asik-asikan itu. Gils. Gua aja gatau kenapa nama gua ada. Kenapa anak-anak ga ada yang ngasih tau ya? Bodo amat yg penting gua lagi hepi-hepian sama anak infin HAHA

Jam 01.00-05.00 karena gua ga ada kerjaan, dari kemaren-kemaren gua juga dah niat buat minjem kameranya icha. Akhirnya disana gua kerjaannya cuma dateng dan foto hohoho Tapi karena itu lokasi super gelap (yaiyalah bre, hutan) akhirnya hasilnya banyak yang ngeblur, kalo gua paksain pake flash, backgroundnya jadi gelap gitu


Pake flash
Ga pake flash






About Me

Seoramg penikmat anime yang kadang menulis hal-hal yang terdapat dalam pikiran.

Contact us

Name

Email *

Message *